Makanan
fermentasi didefinisikan sebagai “makanan atau minuman yang diproduksi melalui
bantuan mikroorganisme tertentu. Makanan fermentasi telah ada sejak zaman
dahulu dan digunakan agar rasanya menjadi enak atau lebih awet disimpan.
Makanan yang diawetkan atau difermentasikan ini sangat baik untuk kesehatan.
Bahan makanan yang dapat difermentasikan cukup banyak misalnya saja daging,
ikan, susu, sayuran, kedelai, kacang-kacangan lainnya, sereal dan buah-buahan.
Proses fermentasi masih digunakan sampai sekarang untuk menghasilkan makanan
atau minuman, seperti tempe, sauerkraut (asinan kubis), acar, wine, yoghurt,
kefir, kimchi, keju, hingga kombucha.
Fermentasi
juga digunakan untuk meningkatkan sifat organoleptik (misalnya rasa dan
tekstur), dengan beberapa makanan, seperti zaitun, tidak dapat dimakan tanpa
fermentasi yang menghilangkan senyawa fenolik pahit.
Makanan
fermentasi hampir ada di setiap negara. Makanan ini disinyalir sangat
bermanfaat untuk kesehatan karena mengandung mikroorganisme probiotik seperti
bakteri asam laktat. Ada beberapa mekanisme di mana makanan
fermentasi dapat memberikan efek menguntungkan bagi kesehatan dan penyakit.
Bakteri probiotik memainkan peranan penting dalam kelangsungan hidup
bakteri-bakteri yang ada di usus. Bakteri ini akan bersaing dengan bakteri
patogen di dalam usus.
Metode
fermentasi ini ada dua macam yaitu fermentasi liar, atau fermentasi alami
dimana mikroorganisme yang digunakan dalam proses ini hadir secara alamiah.
Contoh makanan yang di fermentasi secara alami adalah sauerkraut, kimchi, dan
produk kedelai fermentasi tertentu. Selain fermentasi liar ada juga yang
disebut dengan fermentasi kultur yaitu fermentasi dimana mikrorganisme
ditambahkan melalui kultur contohnya adalah tempe, tape, kecap, kefir, yoghurt, kombucha, natto dan
masih banyak yang lainnya.