Soal 1: Seorang siswa diminta mengamati gambar hewan berikut yang ditemukan di Indonesia!
Gambar A: Burung merak hijau (Pavo muticus), hidup di hutan tropis Jawa.Gambar B: Burung merak biru (Pavo cristatus), banyak ditemukan di India dan Sri Lanka.
Gambar C: Ayam hutan merah (Gallus gallus), nenek moyang ayam peliharaan.
Berdasarkan pengamatan gambar A, B, dan C, manakah pernyataan berikut yang tidak sesuai dengan konsep keanekaragaman hayati tingkat spesies?
- A. Gambar A dan B menunjukkan keanekaragaman tingkat spesies karena berasal dari spesies dan genus yang berbeda.
- B. Gambar B dan C termasuk keanekaragaman tingkat spesies karena burung merak dan ayam hutan berbeda spesies
- C. Gambar A dan C menunjukkan keanekaragaman tingkat gen karena keduanya sama-sama unggas.
- D. Gambar A dan B termasuk dalam genus Pavo, tetapi berbeda spesies sehingga mencerminkan keanekaragaman tingkat spesies.
- E. Gambar C tidak termasuk genus Pavo, tetapi tetap keanekaragaman tingkat spesies bila dibandingkan dengan A maupun B.
Jawaban: B, D, dan E
Pembahasan:
🔵 A salah, karena Pavo muticus ≠ Pavo cristatus, sama genus tapi beda spesies → contoh keanekaragaman tingkat spesies.
🔵 B Benar, karena Pavo cristatus ≠ Gallus gallus, jelas beda spesies → contoh keanekaragaman tingkat spesies.
🔵 C Salah, karena Keanekaragaman tingkat gen terjadi dalam satu spesies, misalnya perbedaan varietas padi atau ras anjing. Pavo muticus dan Gallus gallus bukan satu spesies, jadi ini keanekaragaman tingkat spesies, bukan gen.
🔵 D benar, Tepat sesuai konsep spesies
🔵 E Benar, karena Gallus gallus berbeda genus dan spesies, tetap masuk keanekaragaman tingkat spesies.
Soal 2: Perhatikan artikel berikut!
Konservasi Sumber Daya Alam
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara megabiodiversitas dengan jumlah spesies flora dan fauna yang sangat tinggi. Namun, berbagai aktivitas manusia telah memberikan dampak negatif terhadap kelestarian keanekaragaman hayati. Penebangan hutan untuk dijadikan lahan pertanian atau perkebunan menyebabkan hilangnya habitat alami berbagai spesies. Selain itu, pembangunan di wilayah perkotaan yang tidak memperhatikan aspek lingkungan juga mengurangi ruang hidup makhluk hidup. Di sisi lain, upaya konservasi seperti penangkaran, pembangunan kawasan lindung, serta pemindahan spesies ke pusat konservasi merupakan langkah yang bertujuan melestarikan keanekaragaman hayati.
Pernyataan | Benar | Salah |
---|---|---|
Aktivitas alih fungsi lahan hutan menjadi area pertanian atau perkebunan berpotensi besar menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati | ||
Pembangunan kawasan lindung justru mempercepat hilangnya keanekaragaman hayati. | Penangkaran beberapa spesies hewan langka di lokasi terbatas dapat menjadi bagian dari strategi konservasi untuk mencegah kepunahan. | |
Jawaban: benar, salah, benar
Pembahasan:
Pernyataan 1 : benar. karena alih fungsi lahan menghilangkan habitat asli banyak spesies, menyebabkan fragmentasi ekosistem, dan meningkatkan risiko kepunahan. Aktivitas ini adalah salah satu ancaman utama hilangnya keanekaragaman hayati di Indonesia
Pernyataan 2 : salah, . karena kawasan lindung (seperti taman nasional atau suaka margasatwa) dibentuk untuk menjaga kelestarian flora dan fauna. Dengan perlindungan hukum, daerah tersebut menjadi habitat aman bagi spesies tertentu, sehingga menekan risiko kepunahan
Pernyataan 3 : benar. karena penangkaran hewan langka (ex-situ conservation) membantu menjaga populasi spesies yang terancam di alam liar. Meski ada keterbatasan, langkah ini mendukung upaya pelestarian dan penelitian dalam jangka panjang
Soal 3:Perhatikan gambar piramida energi berikut!
- A. Energi terbesar terdapat pada tingkat produsen karena mereka menjadi sumber energi utama bagi konsumen
- B. Semakin tinggi tingkat trofik, energi yang tersedia semakin berkurang akibat adanya kehilangan energi pada tiap perpindahan
- C. Jumlah energi pada setiap tingkat trofik selalu sama, hanya jumlah individunya yang berbeda.
- D. Konsumen puncak memiliki energi paling besar karena mereka berada di posisi tertinggi piramida.
- E. Piramida energi tidak pernah terbalik, karena energi selalu berkurang pada tiap tingkatan
Jawaban: A, B, dan E
Pembahasan:
🔵 A benar, karena produsen memperoleh energi langsung dari matahari dan menjadi sumber energi utama.
🔵 B benar, setiap perpindahan energi antar trofik mengalami kehilangan sekitar 90% melalui respirasi, panas, dan aktivitas metabolisme
🔵 C salah, karena energi tidak sama di tiap tingkat trofik, selalu terjadi penurunan.
🔵 D salah, konsumen puncak justru memperoleh energi paling sedikit.
🔵 E benar, piramida energi tidak pernah terbalik sebab hukum termodinamika memastikan energi selalu berkurang
Soal 4:
invasi Spesies Asing dan Dampaknya terhadap Banteng Jawa
Laporan konservasi terbaru menunjukkan bahwa di Kawasan Taman Nasional Baluran, Jawa Timur, terjadi penurunan populasi banteng Jawa (Bos javanicus). Faktor penyebab utamanya adalah degradasi habitat akibat invasi spesies tumbuhan asing Acacia nilotica yang menutup padang rumput alami, sehingga sumber pakan utama banteng berkurang. Selain itu, aktivitas perburuan liar dan konflik dengan masyarakat sekitar turut memperparah penurunan populasi. Jika kondisi ini tidak dikendalikan, banteng Jawa berpotensi mengalami kepunahan lokal dalam beberapa dekade mendatang.
- A. Invasi spesies asing Acacia nilotica yang mengurangi padang rumput alami
- B. Penurunan kesuburan tanah akibat aktivitas pertanian warga
- C. Perburuan liar yang mengurangi jumlah individu banteng
- D. Konflik dengan masyarakat sekitar yang menimbulkan gangguan terhadap habitat banteng
- E. Perubahan iklim global yang menurunkan curah hujan di kawasan Baluran
Jawaban: A, C, dan D
Pembahasan:
🔵 A benar → invasi Acacia nilotica merupakan faktor ekologis yang menyebabkan hilangnya padang rumput, sehingga ketersediaan pakan berkurang.
🔵 B salah → penurunan kesuburan tanah akibat aktivitas pertanian tidak disebutkan sebagai faktor dalam artikel.
🔵 C benar → perburuan liar menambah tekanan terhadap populasi banteng.
🔵 D benar → konflik dengan masyarakat memperburuk kondisi habitat banteng.
🔵 E salah → meskipun perubahan iklim dapat memengaruhi ekosistem, artikel tidak menyinggung hal tersebut secara langsung.
Soal 5:Perhatikan artikel berikut!
Sindrom Cushing
Kortisol adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal dan memiliki banyak fungsi penting bagi tubuh. Hormon ini berperan dalam menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, mengurangi peradangan, serta mengontrol tekanan darah dan kadar gula darah. Namun, kadar kortisol yang terlalu tinggi (hiperkortisolisme) dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Kondisi ini dikenal sebagai sindrom Cushing, yang dapat meningkatkan risiko penyakit kronis, termasuk diabetes tipe 2. Penyebab paling umum dari sindrom Cushing adalah penggunaan obat kortikosteroid dalam dosis tinggi atau jangka panjang, karena obat ini meniru efek hormon kortisol. Kortikosteroid dalam bentuk oral (diminum) dan suntik lebih sering menjadi penyebab, tetapi pada kasus tertentu, penggunaan kortikosteroid oles atau hirup dalam dosis tinggi juga bisa memicu sindrom Cushing. Selain itu, sindrom Cushing juga dapat terjadi akibat peningkatan kadar hormon adrenokortikotropik (ACTH), yaitu hormon yang berfungsi mengatur produksi kortisol di kelenjar adrenal.
- A. Peningkatan pelepasan ACTH oleh hipofisis anterior
- B. Kortikosteroid eksternal menekan sekresi ACTH sehingga produksi kortisol endogen tetap tinggi
- C. Kortikosteroid eksternal meniru efek kortisol sehingga terjadi hiperkortisolisme
- D. Kortikosteroid menyebabkan hipofisis anterior terus menerus meningkatkan sekresi kortisol
- E. Penurunan kadar kortisol endogen tetapi efek biologisnya meningkat
Jawaban: C
Pembahasan:
🔵 A Salah, karena penggunaan kortikosteroid justru menekan ACTH.
🔵 B Salah, karena jika ACTH ditekan, maka produksi kortisol endogen menurun, bukan tetap tinggi.
🔵 C Benar, karena ini menjelaskan mekanisme sindrom Cushing akibat obat.
🔵 D salah, karena yang terjadi justru penekanan hipofisis.
🔵 E salah, Efek meningkat disebabkan oleh kortikosteroid eksternal, bukan peningkatan aktivitas kortisol endogen.
Soal 6:
Struktur Bakteri Patogen
Bakteri patogen memiliki berbagai struktur yang berperan dalam kemampuan menimbulkan penyakit (virulensi). Misalnya, kapsul berfungsi melindungi bakteri dari fagositosis oleh sel imun, flagela membantu mobilitas menuju jaringan target, fimbriae/pili memungkinkan pelekatan pada sel inang, sementara endotoksin (lipopolisakarida/LPS) yang terdapat pada dinding sel Gram negatif dapat memicu respons imun berlebihan yang berbahaya. Beberapa bakteri seperti Streptococcus pneumoniae menjadi virulen terutama karena adanya kapsul, sedangkan Escherichia coli patogen menggunakan fimbriae untuk menempel pada epitel usus. Perbedaan struktur dinding sel antara bakteri Gram positif (peptidoglikan tebal) dan Gram negatif (lapisan peptidoglikan tipis + membran luar dengan LPS) juga memengaruhi kerentanannya terhadap antibiotik serta respons imun inang.
- A. Gram positif lebih tahan antibiotik karena peptidoglikan tebal
- B. Gram negatif lebih berbahaya karena LPS dapat memicu syok septik
- C. Gram positif tidak bisa menyebabkan penyakit serius karena tidak memiliki LPS
- D. Gram negatif tidak membutuhkan pili karena sudah memiliki membran luar
- E. Gram positif hanya bersifat saprofit, sedangkan Gram negatif selalu patogen
Jawaban: B
Pembahasan:
🔵 A salah → Peptidoglikan tebal memang ciri Gram positif, tapi bukan berarti lebih tahan antibiotik. Justru Gram negatif sering lebih resisten karena membran luar yang menghalangi masuknya antibiotik tertentu.
🔵 B benar → Gram negatif punya LPS (lipopolisakarida) di membran luar yang bisa memicu endotoxin shock atau septic shock, sehingga sering dianggap lebih berbahaya pada kondisi infeksi berat.
🔵 C salah → Gram positif tetap bisa menimbulkan penyakit serius (misalnya Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae). Ketiadaan LPS tidak membuatnya tidak berbahaya.
🔵 D salah → Pili tetap dibutuhkan Gram negatif untuk pelekatan pada sel inang, meski punya membran luar.
🔵 E salah → Gram positif bisa patogen (contoh: Clostridium tetani), sedangkan tidak semua Gram negatif patogen (ada yang hidup normal di usus).
Soal 7:
filtrasi Urin
Di sebuah ekosistem sungai, terdapat spesies ikan pemakan plankton (ikan kecil), plankton, makroinvertebrata pemakan plankton, dan tanaman air sebagai produsen, serta faktor abiotik seperti oksigen terlarut, suhu air, dan zat hara (nutrien). Suatu saat, manusia membuang limbah industri yang kaya fosfat ke sungai, sehingga kadar fosfat meningkat tajam.
- A. Ledakan populasi plankton → penurunan oksigen terlarut → kematian ikan
- B. Penurunan populasi plankton → peningkatan makroinvertebrata pemakan plankton → keseimbangan baru tercapai
- C. Suhu air meningkat drastis → semua populasi biotik menurun sama proporsinya
- D. Tanaman air tumbuh lebih cepat dan mengalahkan plankton sebagai produsen utama
- E. Populasi ikan pemakan plankton meningkat karena banyak makanan
Jawaban: A
Pembahasan:
🔵 A benar → karena Peningkatan fosfat mendorong eutrofikasi → pertumbuhan alga/plankton melimpah → saat plankton mati dan terurai, konsumsi oksigen meningkat → kadar oksigen terlarut turun drastis → ikan dan organisme aerobik dapat mati
🔵 B. Salah → Fosfat justru meningkatkan populasi plankton, bukan menurunkannya.
🔵 C. Salah → Limbah fosfat tidak secara langsung meningkatkan suhu air.
🔵 D. Salah → Tanaman air tidak serta-merta mengalahkan plankton; justru plankton mendominasi pada eutrofikasi.
🔵 E. Salah → Awalnya ikan mungkin mendapat banyak makanan, tetapi kemudian kekurangan oksigen menyebabkan kematian massal.
Soal 8:Perhatikan artikel berikut!
Kerusakan Ekosistem Danau Toba Akibat Pencemaran
Danau Toba yang dikenal sebagai danau vulkanik terbesar di dunia menghadapi ancaman pencemaran akibat limbah dari keramba jaring apung, industri, dan rumah tangga. Perairan danau mengalami eutrofikasi (kelebihan nutrien) yang menyebabkan ledakan alga dan berkurangnya oksigen terlarut. Hal ini memicu kematian massal ikan yang mengganggu keseimbangan ekosistem dan perekonomian masyarakat sekitar.
- A. Mengurangi jumlah keramba jaring apung yang berlebihan di perairan danau
- B. Meningkatkan sistem pengolahan limbah industri dan rumah tangga sebelum dibuang ke danau
- C. Melakukan restocking ikan secara terus-menerus tanpa memperhatikan daya dukung danau
- D. Melaksanakan program edukasi kepada masyarakat tentang pengelolaan lingkungan danau
- E. Meningkatkan kegiatan reklamasi pantai di sekitar danau untuk memperluas wilayah pemukiman
Jawaban: A, B, dan D
Pembahasan:
🔵 A benar, karena jumlah keramba yang berlebihan menyebabkan penumpukan sisa pakan dan limbah organik → mengurangi keramba akan menekan sumber pencemar.
🔵 B benar, karena pengolahan limbah mencegah masuknya zat pencemar dan nutrien berlebih (penyebab eutrofikasi).
🔵 C salah, restocking ikan tanpa memperhatikan daya dukung danau justru memperparah masalah karena meningkatkan biomassa yang membutuhkan oksigen lebih banyak.
🔵 D benar, edukasi masyarakat penting untuk menumbuhkan kesadaran menjaga kelestarian Danau Toba.
🔵 E salah, reklamasi justru mempersempit wilayah alami dan berpotensi merusak ekosistem lebih parah.
Soal 9:
Kerusakan Ekosistem Danau Toba Akibat Pencemaran
Katabolisme adalah proses penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang disertai pelepasan energi. Proses utama katabolisme pada manusia meliputi glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus Krebs, dan rantai transpor elektron. Gangguan pada salah satu tahapan dapat menyebabkan penurunan produksi ATP, yang berpengaruh langsung terhadap fungsi sel. Sebagai contoh, apabila enzim sitokrom oksidase pada rantai transpor elektron terhambat (misalnya oleh racun sianida), maka produksi ATP menurun drastis meskipun oksigen tersedia.
Pernyataan | Benar | Salah |
---|---|---|
Jika enzim sitokrom oksidase pada rantai transpor elektron terhambat, sel tetap dapat menghasilkan ATP dalam jumlah normal melalui glikolisis dan siklus Krebs. | ||
Gangguan pada tahap dekarboksilasi oksidatif (misalnya kerusakan enzim piruvat dehidrogenase) dapat mengurangi ketersediaan asetil-KoA, sehingga secara langsung menurunkan laju siklus Krebs. | Pada kondisi normal, glikolisis dapat menghasilkan ATP lebih banyak dibandingkan rantai transpor elektron karena terjadi langsung di sitoplasma tanpa membutuhkan oksigen. | |
Jawaban: salah, benar, salah
Pembahasan:
🔵 Pernyataan 1 : salah, alasannya hambatan pada sitokrom oksidase menghalangi transfer elektron ke oksigen, sehingga NADH dan FADH₂ tidak dapat dioksidasi kembali menjadi NAD⁺/FAD. Akibatnya, siklus Krebs ikut terhambat karena kekurangan NAD⁺/FAD. Glikolisis hanya menghasilkan 2 ATP per molekul glukosa (sangat sedikit dibandingkan dengan oksidasi penuh ±36 ATP), sehingga sel tidak dapat menghasilkan ATP dalam jumlah normal.
🔵 Pernyataan 2 : benar, alasannya dekarboksilasi oksidatif mengubah piruvat menjadi asetil-KoA. Jika proses ini terganggu, asetil-KoA yang masuk ke siklus Krebs akan berkurang. Akibatnya, jumlah NADH/FADH₂ yang dihasilkan dari siklus Krebs juga berkurang, sehingga rantai transpor elektron menerima lebih sedikit elektron, dan produksi ATP menurun.
🔵 Pernyataan 3 : benar, alasannya glikolisis hanya menghasilkan 2 ATP bersih per molekul glukosa. Sebaliknya, rantai transpor elektron menghasilkan sekitar 32–34 ATP per molekul glukosa dengan memanfaatkan NADH dan FADH₂ dari tahap sebelumnya. Walaupun glikolisis tidak memerlukan oksigen secara langsung, hasil energinya jauh lebih sedikit dibandingkan rantai transpor elektron.
Soal 10:Dalam praktikum uji katalase, ekstrak hati ayam diteteskan ke dalam larutan H₂O₂ dengan beberapa kondisi:
1. Tabung A: ekstrak hati segar + H₂O₂ pada suhu kamar.
2. Tabung B: ekstrak hati dipanaskan 90°C + H₂O₂.
3. Tabung C: ekstrak hati + H₂O₂ dengan pH 2.
4. Tabung D: ekstrak hati + H₂O₂ pada pH 7.
5. Tabung E: ekstrak hati + sedikit H₂O₂ (substrat sangat rendah).
Hasil pengamatan: Tabung A dan D menghasilkan busa banyak, Tabung B dan C hampir tidak ada busa, Tabung E menghasilkan busa sedikit.
Berdasarkan hasil praktikum di atas, manakah pernyataan yang benar. Pilihan jawaban lebih dari satu.
- A. Enzim bersifat termolabil, sehingga dipanaskan tinggi akan merusak strukturnya (Tabung B).
- B. Aktivitas enzim dipengaruhi oleh pH; pH ekstrem dapat menonaktifkan enzim (Tabung C).
- C. Banyak sedikitnya substrat tidak berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan.
- D. Enzim selalu bekerja optimal pada semua kondisi karena merupakan biokatalis.
- E. Enzim memiliki suhu dan pH optimum tertentu yang mendukung aktivitas maksimal (Tabung A dan D).
Jawaban: A, B, dan E
Pembahasan:
🔵 A benar → Tabung B dipanaskan 90°C → enzim denaturasi → sifat enzim termolabil.
🔵 B benar → Tabung C (pH 2) → pH ekstrem merusak struktur sisi aktif enzim.
🔵 C salah → karena banyak sedikitnya substrat akan berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan.
🔵 D salah → Enzim tidak bekerja optimal pada semua kondisi.
🔵 E benar → Tabung A (suhu kamar) dan Tabung D (pH 7) menunjukkan kondisi optimum enzim katalase.
.
Soal 11:Sebuah penelitian dilakukan di rumah kaca untuk mempelajari pengaruh intensitas cahaya terhadap efisiensi fotosintesis pada tanaman bayam (Spinacia oleracea). Peneliti menggunakan dua kelompok tanaman:
1. Kelompok A diberi intensitas cahaya rendah (100 µmol/m²/s).
2. Kelompok B diberi intensitas cahaya tinggi (1200 µmol/m²/s).
Setelah 6 jam, dilakukan pengukuran konsentrasi ATP, NADPH, dan laju pelepasan O₂. Hasil menunjukkan bahwa:
• Kelompok B menghasilkan ATP dan NADPH lebih banyak dibanding kelompok A.
• Namun, pada intensitas terlalu tinggi, ditemukan kerusakan pada fotosistem II (PSII) yang menyebabkan penurunan efisiensi jangka panjang.
• Peneliti juga mencatat bahwa aliran elektron siklik meningkat pada kondisi cahaya tinggi sebagai upaya proteksi.
Jika kerusakan terjadi pada PSII akibat cahaya berlebih, dampak utama yang dapat diamati adalah…
- A. Penurunan produksi O₂ karena fotolisis air terganggu.
- B. Peningkatan konsentrasi NADPH karena aliran elektron tidak terkendali
- C. Peningkatan sintesis ATP melalui aliran elektron non-siklik
- D. Aktivasi langsung enzim Rubisco untuk mengimbangi defisit energi
- E. Peningkatan penyerapan CO₂ di stroma meskipun cahaya tinggi
Jawaban: A
Pembahasan:
PSII bertanggung jawab atas fotolisis air yang menghasilkan O₂, elektron, dan proton. Jika PSII rusak, produksi O₂ menurun signifikan.
.
Soal 12:Seorang atlet muda mengalami sesak napas setelah berlari jarak jauh. Dokter melakukan pemeriksaan dan menemukan bahwa kadar oksigen dalam darah arteri lebih rendah dari normal, sementara kadar karbon dioksida meningkat. Dugaan awal adalah adanya gangguan difusi gas pada alveolus akibat penebalan membran alveolus.
Berdasarkan kasus tersebut, manakah pernyataan berikut yang benar terkait proses pertukaran oksigen dan karbon di alveolus?
- A. Penebalan membran alveolus menurunkan kapasitas difusi terutama untuk oksigen (O₂) — sehingga kadar O₂ arteri turun (hipoksemia)
- B. Penebalan membran alveolus menyebabkan peningkatan difusi O₂ tetapi menurunkan difusi CO₂, sehingga O₂ arteri normal atau naik sementara CO₂ arteri meningkat.
- C. Penebalan membran alveolus menyebabkan terjadinya shunt kanan-ke-kiri sehingga hanya CO₂ yang terakumulasi, sedangkan O₂ tetap normal karena kompensasi pernapasan.
- D. Penebalan membran alveolus tidak berpengaruh pada pertukaran gas; penurunan O₂ dan peningkatan CO₂ lebih mungkin disebabkan oleh gangguan pada hemoglobin darah, bukan pada alveolus
- E. Penebalan membran alveolus menyebabkan peningkatan ventilasi alveolar sehingga oksigen lebih cepat hilang dan CO₂ tidak dapat dikeluarkan, menghasilkan hipoksemia dan hiperkarbia.
Jawaban: A
Pembahasan:
Penebalan membran alveolus membuat pertukaran gas antara alveolus dan kapiler menjadi lebih lambat. Akibatnya, oksigen (O₂) lebih sulit masuk ke darah, sedangkan karbon dioksida (CO₂) baru menumpuk jika penebalan sudah parah atau pernapasan ikut terganggu.
Soal 13:Seorang pasien menjalani vasektomi, yaitu pemotongan vas deferens, namun testis tetap normal dan sehat.
Manakah pernyataan yang benar mengenai dampak langsung dari tindakan tersebut terhadap sistem reproduksi pria?Pilihan jawaban benar lebih dari satu.
- A. Sperma tetap diproduksi di testis tetapi tidak dapat mencapai uretra
- B. Cairan semen tetap keluar saat ejakulasi karena kelenjar prostat dan vesikula seminalis masih berfungsi
- C. Testis berhenti memproduksi sperma karena alirannya terhenti
- D. Hormon testosteron tetap diproduksi karena dihasilkan oleh sel Leydig dalam testis
- E. Ejakulasi tetap terjadi dengan kandungan sperma normal
Jawaban: A, B, dan D
Pembahasan:
🔵 A. Benar. Vasektomi hanya memutus saluran sperma (vas deferens). Testis tetap menghasilkan sperma, tetapi sperma tidak bisa keluar karena jalurnya terputus.
🔵 B. Benar. Semen sebagian besar tersusun dari cairan vesikula seminalis dan prostat. Jadi, meskipun tanpa sperma, cairan semen tetap keluar.
🔵 C. Salah. Produksi sperma tetap berlangsung di tubulus seminiferus, meski tidak ada jalan keluar. Sperma yang diproduksi akan diuraikan dan diserap kembali oleh tubuh.
🔵 D. Benar. Vasektomi tidak memengaruhi fungsi endokrin testis. Sel Leydig tetap menghasilkan testosteron.
🔵 E. Salah. Ejakulasi tetap terjadi, tetapi tanpa sperma (azoospermia pasca vasektomi). Jadi, jumlah sperma tidak normal (menjadi 0).
Soal 14:Seorang pasien mengalami sesak napas setelah terdeteksi adanya penyumbatan pada arteri pulmonalis.Organ-organ apa saja yang secara langsung terdampak oleh kondisi ini, dan apa kaitannya dengan fungsinya dalam peredaran darah?
Pilihanjawaban benar lebih dari satu.
- A. Hati → produksi empedu terhambat
- B. Ginjal → proses filtrasi darah tidak terjadi
- C. Jantung kanan → kesulitan memompa darah ke paru-paru
- D. Otak → suplai oksigen berkurang
- E. Paru-paru → pertukaran gas terganggu
Jawaban: C, D, dan E
Pembahasan:
Penyumbatan arteri pulmonalis menghambat aliran darah ke paru-paru, sehingga pertukaran gas (E) terganggu. Akibatnya, jantung kanan (C) mengalami tekanan lebih besar karena harus memompa melawan hambatan. Kekurangan oksigen akhirnya memengaruhi otak (D). Hati dan ginjal tidak langsung terdampak dalam kasus ini.
Soal 15:
Kerusakan Ekosistem Danau Toba Akibat Pencemaran
Piton Burma (Python bivittatus) adalah spesies asli Asia Tenggara yang kini menjadi spesies invasif di Florida Selatan. Ular ini memangsa hewan besar seperti rusa dan buaya, menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem lokal. Diduga populasi piton mulai muncul setelah badai Andrew 1992 menghancurkan fasilitas penangkaran reptil, meskipun asal-usul pastinya masih diperdebatkan. Kehadiran Piton Burma di Florida menyebabkan berkurangnya populasi beberapa satwa asli seperti rusa dan buaya muda. Dalam konteks ekosistem, peristiwa tersebut menggambarkan…
- A. Hilangnya komponen abiotik akibat kompetisi sumber daya
- B. Terjadinya interaksi predasi yang mengganggu rantai makanan lokal
- C. Peran spesies invasif sebagai produsen primer baru di ekosistem
- D. Meningkatnya keanekaragaman hayati karena adanya spesies asing
- E. Adaptasi mutualisme antara predator lokal dengan spesies invasif
Jawaban: B
Pembahasan:
Piton Burma di Florida Selatan berperan sebagai spesies invasif yang memangsa satwa asli, seperti rusa dan buaya muda. Kehadirannya menyebabkan penurunan populasi satwa asli dan menimbulkan ketidakseimbangan rantai makanan. Hal ini merupakan contoh nyata interaksi predasi yang tidak alami, karena predator asing tersebut tidak memiliki musuh alami di ekosistem baru.
Soal 16:Perhatikan gambar jantung berikut ini!
Gambar menunjukkan bahwa dinding pada bagian ventrikel kiri lebih tebal daripada bagian ventrikel kanan. Hal tersebut terjadi karena …- A. Ventrikel kiri memompa darah ke seluruh tubuh sehingga memerlukan tekanan lebih besar.
- B. Ventrikel kanan memompa darah ke seluruh tubuh, sedangkan ventrikel kiri ke paru-paru.
- C. Dinding ventrikel kiri banyak mengandung jaringan saraf untuk mengatur denyut jantung.
- D. Ventrikel kiri berfungsi menyimpan darah sebelum menuju paru-paru.
- E. Ventrikel kiri menerima darah miskin oksigen dari seluruh tubuh.
Jawaban: A
Pembahasan:
Ventrikel kiri memiliki lapisan miokardium paling tebal karena berperan memompa darah ke seluruh tubuh melalui aorta, membutuhkan tekanan lebih tinggi dibanding ventrikel kanan.
Soal 17:Peneliti ingin mengetahui pengaruh keberadaan oksigen terhadap jumlah ATP yang dihasilkan dalam metabolisme sel. Ia menggunakan kultur sel ragi Saccharomyces cerevisiae yang dibagi ke dalam dua kelompok:
• Kelompok A: Sel ditempatkan dalam kondisi aerobik (dengan oksigen).
• Kelompok B: Sel ditempatkan dalam kondisi anaerobik (tanpa oksigen).
Setelah 24 jam, jumlah ATP yang dihasilkan diukur. Hasil menunjukkan bahwa sel pada kelompok A menghasilkan ATP 18 kali lebih banyak dibandingkan kelompok B. Selain itu, kelompok B terdeteksi menghasilkan etanol sebagai produk sampingan, sedangkan kelompok A menghasilkan CO₂ dan H₂O.
Manakah pernyataan yang benar mengenai metabolisme seperti percobaan di atas.
Pernyataan | Benar | Salah |
---|---|---|
Hasil penelitian ini mendukung teori bahwa glikolisis menghasilkan lebih banyak energi dibandingkan siklus Krebs. | ||
kelompok B menghasilkan etanol sehingga dapat disimpulkan bahwa jalur metabolismenya adalah fermentasi alkohol. | Berdasarkan hasil, dapat disimpulkan bahwa oksigen merupakan akseptor elektron terakhir dalam respirasi seluler. | |
Jawaban: salah, benar, benar
Pembahasan:
🔵 Pernyataan 1 : salah, karena glikolisis sendiri hanya menghasilkan sedikit ATP (neto ~2 ATP per glukosa). Siklus Krebs ditambah rantai transpor elektron (dalam respirasi aerob) menghasilkan jauh lebih banyak ATP per glukosa (sekitar 30–32 ATP pada sel eukariotik ideal). Hasil penelitian (ATP jauh lebih banyak saat aerob) justru menentang klaim bahwa glikolisis menghasilkan lebih banyak energi dibanding siklus Krebs.
🔵 Pernyataan 2 : benar, karena Deteksi etanol pada kelompok B adalah bukti kuat bahwa jalur fermentasi alkohol dominan pada kondisi anaerob untuk S. cerevisiae.
🔵 Pernyataan 3 : benar, karena Secara biokimiawi, oksigen memang bertindak sebagai akseptor elektron terakhir dalam rantai transpor elektron pada respirasi aerob dan menghasilkan H₂O — pernyataan itu benar.
Soal 18:
Kerusakan Ekosistem Danau Toba Akibat Pencemaran
Pada proses pertahanan tubuh, sistem imun bawaan (innate immunity) merupakan garis pertahanan pertama yang bekerja secara cepat dan non-spesifik melalui fagositosis, sekresi interferon, serta aktivasi komplemen. Sementara itu, sistem imun adaptif (adaptive immunity) lebih lambat tetapi spesifik, melibatkan sel limfosit T dan B. Sel T sitotoksik dapat menghancurkan sel yang terinfeksi virus dengan cara melepaskan perforin dan granzim, sedangkan sel B yang teraktivasi dapat berdiferensiasi menjadi sel plasma yang menghasilkan antibodi. Antibodi ini kemudian bekerja menetralkan antigen, mengaktifkan komplemen, dan memfasilitasi fagositosis.
- A. Aktivasi sel memori B untuk menghasilkan antibodi secara cepat
- B. Pelepasan perforin oleh sel T sitotoksik untuk menghancurkan sel yang terinfeksi
- C. Aktivasi sistem komplemen dan fagositosis oleh makrofag
- D. Diferensiasi sel B menjadi sel plasma untuk memproduksi antibodi
- E. Aktivasi sel T helper melalui presentasi antigen oleh MHC-II
Jawaban: C
Pembahasan:
Infeksi baru pertama kali → sistem imun bawaan bekerja lebih dulu (cepat, non-spesifik). Mekanisme awal adalah fagositosis oleh makrofag serta aktivasi komplemen. Sel memori B (A) belum ada karena infeksi baru pertama kali, sel T sitotoksik (B) dan sel B plasma (D) merupakan respons adaptif yang datang belakangan. Aktivasi T helper (E) juga adaptif.
Soal 19:
filtrasi Urin
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Kapiler glomerulus memiliki sel endotelium berpori (podosit) dengan tekanan dan permeabilitas tinggi yang mempermudah filtrasi. Membran filtrasi terdiri atas tiga lapisan: endotelium glomerulus, membran basalis, dan kapsula Bowman. Hasil filtrasi berupa urin primer (filtrat glomerulus) mengandung zat terlarut seperti glukosa, asam amino, ion-ion, dan urea, tetapi tidak mengandung protein besar maupun sel darah merah karena ukuran dan muatan membran filtrasi tidak memungkinkan zat-zat tersebut melewatinya.
- A. Volume urin primer meningkat karena tekanan hidrostatik bertambah
- B. Penurunan volume urin primer dan meningkatnya kadar zat sisa dalam darah
- C. Peningkatan jumlah protein dalam urin karena filtrasi meningkat
- D. Penurunan tekanan darah akibat menurunnya filtrasi glomerulus
- E. Meningkatnya reabsorpsi air di tubulus distal untuk menjaga volume darah
Jawaban: B
Pembahasan:
Penebalan membran basalis menurunkan permeabilitas filtrasi, sehingga hanya sedikit plasma darah yang bisa disaring. Akibatnya, zat sisa seperti urea dan kreatinin akan menumpuk dalam darah (retensi metabolit).
Soal 20 : Seorang siswa secara tiba-tiba menarik tangannya ketika menyentuh setrika panas. Beberapa saat kemudian, ia menyadari rasa sakit di kulit tangannya.
Peristiwa tersebut menunjukkan adanya dua jalur saraf yang berbeda, yaitu refleks dan kesadaran terhadap rasa sakit.
Manakah kerja sistem saraf yang tepat dari peristiwa tersebut?
- A. Rangsangan panas diteruskan oleh saraf sensorik ke otak besar untuk direspon secara sadar
- B. Otot efektor menerima sinyal dari saraf aferen untuk melakukan kontraksi
- C. Reseptor nyeri di kulit mengirimkan impuls ke medula oblongata untuk memerintahkan otot berkontraksi
- D. Sumsum tulang belakang menerima perintah dari otak besar untuk menarik tangan
- E. Otot efektor menerima sinyal dari saraf aferen untuk melakukan kontraksi
Jawaban: E
Pembahasan:
Urutan kerja sistem saraf pada peristiwa tersebut:
1. Reseptor nyeri (nociceptor) di kulit mendeteksi rangsangan panas.
2. Impuls saraf dikirim melalui saraf sensorik (aferen) menuju sumsum tulang belakang.
3. Sumsum tulang belakang bertindak sebagai pusat refleks yang segera mengirim impuls ke saraf motorik (eferen).
4. Saraf motorik mengirim perintah ke otot efektor untuk menarik tangan.
5. Setelah itu, impuls juga dikirim ke otak besar, sehingga individu menyadari rasa sakit.
Jadi, pilihan C paling tepat karena menyebutkan bahwa reseptor nyeri mengirimkan impuls ke sumsum tulang belakang (bukan ke otak besar) untuk mengatur gerakan refleks.