Golongan psikotropika
Psikotropika adalah obat yang dapat mengubah suasana hati, persepsi, pikiran, dan perilaku. Obat psikotropika digunakan untuk mengobati gangguan kesehatan mental. Ada lima jenis obat psikotropika utama, dan masing-masing jenis memiliki kegunaan, manfaat, dan efek sampingnya sendiri.
Obat psikotropika
dipergunakan untuk membantu mengendalikan gejala gangguan jiwa seperti
perubahan suasana hati, kemarahan yang meledak-ledak, halusinasi/delusi, dan
masalah lain yang dapat mengganggu terapi.
Obat-obatan
psikotropika ini memberikan efek halusinasi dan ketenangan sehingga banyak yang
menyalahgunakan obat ini. Obat ini di salahgunakan untuk menghilangkan depresi
dan kesedihan. Dilansir dari bnn.id bahwa psikotropika ini bukan narkoba tetapi
bisa mengakibatkan kecanduan dan bisa menimbulkan kematian.
Obat
psikotropika ini terdapat di apotik, akan tetapi Jangan pernah minum obat
psikotropika (atau obat resep apa pun yang tidak diresepkan untuk Anda) tanpa
resep dokter.
Psikotropika
dibagi menjadi empat golongan, yaitu :
· Psikotropika
Golongan I: Merupakan psikotropika dengan daya adiktif yang paling kuat, belum
diketahui manfaat untuk mengobati dan sedang diteliti manfaatnya. Obat-obatan
ini akan memberikan efek halusinasi bagi penggunanya serta mengubah perasaan
secara drastis. Contohnya: Ekstasi, LSD, MDMA, STP.
· Psikotropika
Golongan II: Merupakan psikotropika dengan daya adiktif kuat dan juga berguna
untuk pengobatan serta penelitian. Contohnya adalah: amfetamin, deksamfetamin, ritalin, dan
metilfenidat.
· Psikotropika
Golongan III: Merupakan psikotropika dengan daya adiktif sedang dan juga
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Meski demikian dalam pemakaiannya
harus dengan resep dokter. Contohnya adalah: Lumiball, Fleenitrazepam, dan
buprenorsina
· Psikotropika Golongan IV: Merupakan psikotropika yang mempunyai daya adiktif ringan dan juga bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. penggunaan psikotropika golongan 4 pun tetap di bawah pengawasan dokter agar tidak menimbulkan efek yang berbahaya. Contohnya adalah: Nitrazepam (BK, modadon, dumolid) dan diazepam.
Jenis Obat Psikotropika Berdasarkan Efek Obat yang
Ditimbulkan
Berdasarkan efek pada tubuh, obat psikotropika dapat dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Obat Stimulan
Jenis obat psikotropika yang termasuk dalam kelompok stimulan dapat
membuat fungsi tubuh meningkat dan merangsang sistem saraf pusat dan dapat
mengakibatkan rasa riang gembira dan tidak dapat diam, tekanan darah meningkat,
merusak sel - sel saraf, dan denyut jantung tidak beraturan sehingga orang yang
menggunakannya dapat menjadi lebih percaya diri, bergairah, dan dapat terjaga
lebih lama. Contoh obat psikotropika yang termasuk dalam kelompok stimulan
adalah kokain, ganja, dan ekstasi.
2. Obat Depresan
Kelompok obat depresan bekerja dengan menekan sistem saraf pusat dan
mengurangi aktifitas fungsional tubuh, sehingga orang yang memakai obat ini
dapat merasa tenang. Penyalahgunaan obat ini menyebabkan hilang kendali
diri, bicara kacau (ngelantur), gejala seperti orang mabuk, gangguan jantung
dan pembuluh darah, serta kejang - kejang.
Jika digunakan secara berlebihan, dapat menyebabkan tidur lebih
lama dan tidak sadarkan diri. Risiko yang paling fatal dari penggunaan obat ini
adalah kematian. Contoh dari depresan adalah Heroin, Diazepam, Morfin,
Nitrazepam, dan Barbiturat.
3. Obat Halusinogen
Jenis obat yang termasuk dalam halusinogen bekerja mempengaruhi
kinerja saraf pusat, yang mengakibatkan penggunanya mengalami halusinasi
(berkhayal) dan persepsi orang yang menggunakannya menjadi berubah. Halusinogen
merupakan zat aktif digunakan untuk pengobatan bagi pasien yang mengalami
gangguan jiwa. Penyalahgunaan zat halusinogen dapat merusak ginjal, menyebabkan
kebingungan, mengganggu konsentrasi dan daya Contoh obat halusinogen adalah
LSD, micraline, dan ganja.